Kepercayaan diri turut memengaruhi seseorang dalam berbicara dan bertindak. Kepercayaan diri juga dapat menentukan kesehatan mental sekaligus menjadi bekal anak dalam menyongsong masa depan. Tak heran, semua orangtua berharap anaknya memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Mengutip laman Kids Health, anak-anak yang memiliki self-esteem dan kepercayaan diri cenderung untuk berani mencoba hal-hal baru. Mereka juga mampu menyelesaikan persoalan dengan cara terbaik.
Rasa percaya diri juga dapat membantu anak mengatasi kegagalan. Jika terjadi kegagalan, mereka cenderung untuk terus mencoba hingga mendapatkan hasil yang diharapkan.
Sementara itu, anak-anak yang memiliki rasa percaya diri rendah cenderung mudah menyerah. Mereka juga tidak memiliki keberanian untuk mencoba sama sekali jika menghadapi tantangan berat.
Anak yang memiliki rasa percaya diri rendah takut melakukan kesalahan, kalah, atau gagal. Akibatnya, mereka tidak melakukan usaha maksimal atau bahkan malah menghindari tanggung jawab.
Di sinilah, orangtua memiliki peran penting dalam menanamkan rasa percaya diri pada anak. Ada sejumlah cara untuk memupuk rasa percaya diri anak sejak dini.
Membangun komunikasi
Membangun komunikasi dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri anak, bahkan pada jenjang usia paling kecil sekalipun. Orangtua bisa mulai membangun komunikasi pada anak mulai dari usia bayi (6-12 bulan) dan balita (1-5 tahun), sebagai fondasi untuk membangun kepercayaan diri sejak dini.
Orangtua harus melibatkan anak dalam pembicaraan serta mau mendengarkan omongannya. Membangun komunikasi positif dengan anak dapat membuat anak merasa lebih berharga. Upaya ini juga bisa membangun konsep diri yang positif, meningkatkan kepercayaan diri, serta membantu anak membangun hubungan sosialnya.
Rutin berdiskusi
Orangtua bisa mengajak anak-anak di rentang usia 2-4 tahun mendiskusikan aktivitas yang akan dilakukan anak. Saat berdiskusi, orangtua hendaknya melibatkan anak dalam membuat keputusan. Misalnya, orangtua bisa menanyakan pilihan sepatu atau pakaian yang hendak dipakai anak.
Langkah tersebut dapat membantu melatih anak berani membuat keputusan sehingga tidak terus tergantung pada pilihan orangtua.
Memberikan kesempatan
Bila ingin anak lebih percaya diri dan mandiri, orangtua bisa memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba sendiri. Meski demikian, orangtua perlu memperhatikan beberapa hal, di antaranya, sejauh mana perkembangan kemampuan anak.
Hal tersebut penting agar si buah hati tidak frustrasi sehingga bisa mendapatkan pengalaman sukses. Selain itu, saat memberikan kesempatan bagi anak, pastikan tidak dalam keadaan terburu-buru.
Hal itu agar orangtua bisa lebih bersabar menemani prosesnya. Tak kalah penting, pastikan keselamatan anak saat melakukannya.
Menjadi panutan
Orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dapat menjadi contoh yang baik untuk dijadikan referensi oleh si kecil. Selain itu, orangtua juga dapat mengenalkan si kecil kepada sosok yang tepat untuk dijadikan contoh bagi anak, entah itu atlet, musisi, ilmuwan, atau tokoh penting lainnya.
Orangtua dapat menceritakan kisah-kisah menarik tekait kerja keras dan semangat pantang menyerah role model tersebut sehingga namanya tetap dikenang.
Kegagalan bukan akhir segalanya
Orangtua kerap mendaftarkan anak pada perlombaan atau kompetisi. Namun dari banyaknya peserta lomba, hanya segelintir anak yang bisa menjadi juara. Terkadang anak-anak tidak mudah untuk menerima kekalahan sehingga mereka meratapi kegagalan tersebut.
Di sinilah orangtua memiliki peran penting, yakni memberikan pemahaman bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Orangtua bisa memberikan motivasi dan dukungan kepada anak untuk berani kembali melangkah dan mencoba dengan lebih baik lagi.
Orangtua juga dapat memberikan beberapa contoh kisah orang terkenal yang kerap mendapatkan kegagalan sampai akhirnya berhasil meraih yang diimpikan. Dengan demikian, kepercayaan diri anak tidak mudah runtuh.
Itulah cara memupuk rasa percaya diri pada anak usia dini yang bisa dilakukan orangtua.
Selain orangtua, lembaga pendidikan juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan rasa percaya diri anak. Pasalnya, berbagai program pembelajaran dan kegiatan yang dimiliki lembaga pendidikan dapat membantu membangun rasa percaya diri.
Salah satu lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk membantu menumbuhkan rasa percaya diri anak adalah Sampoerna Academy. Melalui penerapan pendekatan dengan metode science, technology, engineering, arts, dan mathematics (STEAM) dan menekankan strategi pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), Sampoerna Academy berupaya mendukung pembelajaran yang komprehensif guna membangun kepercayaan diri anak.
Selain melalui pembelajaran di dalam kelas, Sampoerna Academy juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan hasil penerapan ilmu yang telah dipelajari di sekolah melalui kompetisi dan pameran tahunan STEAM EXPO. Pada ajang tersebut, siswa ditantang untuk mempresentasikan karya dan inovasinya di depan guru, orangtua, serta tamu juri yang merupakan pakar pendidikan dan praktisi STEAM berskala nasional dan internasional.
Ajang tersebut dapat memperkuat lima komponen penting yang dibutuhkan oleh setiap peserta didik saat ini, yakni critical thinking, communication, collaboration, creativity, dan character (5C).
STEAM EXPO juga menanamkan nilai integrity, growth mindset, nobility, innovation, teamwork, dan excellence (IGNITE). Dengan demikian, siswa dapat belajar membangun rasa percaya diri dan self-esteem sejak dini.
Kepercayaan diri para siswa Sampoerna Academy juga dilatih melalui perayaan tahunan United Nations Day (UN Day). Kegiatan ini menanamkan pesan tentang keberagaman melalui kegiatan yang menyenangkan, seperti fashion show mengenakan kostum yang mewakili negara-negara di dunia, mempresentasikan hasil penelitian siswa tentang suatu negara, serta pertunjukan kelas berupa lagu dan tarian multikultural, alat musik, puisi, serta penampilan spesial lainnya.
Tidak berhenti di situ, Sampoerna Academy juga meningkatkan kepercayaan diri siswanya dengan mengadopsi program penguasaan tiga bahasa, yakni Indonesia, Inggris, dan Mandarin. Dengan demikian, siswa dapat lebih percaya diri dalam berkomunikasi.
Selain itu, Sampoerna Academy menjadikan Tahun Baru Imlek atau Chinese New Year sebagai perayaan penting untuk mendorong siswa menjunjung tinggi keberagaman budaya di Asia.
Perayaan tersebut juga dapat meningkatkan kepercayaan diri melalui berbagai pertunjukan apresiasi seni dan budaya. Di antaranya, seni bela diri wushu dan tarian barongsai.
Pada hari terakhir sekolah di pengujung tahun, siswa Sampoerna Academy dari jenjang early learning centre (ELC) hingga sekolah menengah di berbagai kampus berkumpul bersama untuk satu pertunjukan terakhir atau End of Year Celebrations pada 2022.
Setiap kampus memiliki tema pertunjukan berbeda dengan satu tujuan utama, yaitu meskipun setiap warga sekolah memiliki budaya dan latar belakang berbeda, mereka tetap bersatu dan berdiri sebagai satu keluarga Sampoerna Academy.
Pada acara tersebut, para siswa memberikan berbagai penampilan dengan percaya diri dan antusias, mulai dari tarian tradisional dan modern, menyanyi dengan band atau paduan suara, pentas drama, hingga memainkan alat musik tradisional dan modern.
School Director of Sampoerna Academy Mustafa Guvercin mengatakan, sebagai sekolah interkultural dan pelopor pendidikan berbasis STEAM di Indonesia, Sampoerna Academy menjalankan komitmen untuk memberikan pendidikan kelas dunia di Indonesia secara konsisten.
Hal ini dilakukan melalui berbagai program tahunan yang edukatif dan menyenangkan. Pihaknya berharap, pengembangan hard skill dan soft skill melalui kurikulum berbasis STEAM serta berbagai program yang dirancang khusus tersebut dapat membangun kepercayaan diri siswa dalam menghadapi tantangan zaman dan menyongsong masa depan.
“Melalui kepercayaan diri, para siswa dapat memaksimalkan kemampuan yang ada dan menonjol di dunia yang kompetitif,” ujar Mustafa.